Tradisi Rebo Pungkasan Sebagai Ungkapan Rasa Syukur


Orang Jawa memang penuh perhitungan dan perayaan. Salah satunya tradisi yang unik ini Betrikania , tradisi Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan. Rebu dalam bahasa Jawa berarti hari Rabu dan Pungkasan berarti terakhir, sehingga istilah Rebo Pungkasan berarti hari Rabu terakhir, yaitu hari Rabu pada bulan Sapar dalam tahun Islam. Rebo Pungkasan biasa digelar oleh masyarakat Desa Wonokromo, Plered, Bantul, Yogyakarta di lapangan desa.
Tradisi Rebo Pungkasan dianggap sakral dan penting bagi masyarakat Yogyakarta, karena menurut cerita pada hari Rabu terakhir tersebut merupakan waktu pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan Mbah Kyai Faqih Usman, seorang ulama Islam terkenal di Yogyakarta. Tradisi Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan dilaksanakan sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Puncak acara dalam tradisi ini adalah kirab lemper (makanan yang terbuat dari beras ketan) raksasa berukuran tinggi 2,5 m dengan diameter 45 cm dari Masjid desa Wonokromo menuju Balai Desa Wonokromo. Kirab ini diawali dengan barisan Kraton Yogyakarta, disusul lemper raksasa, dan kelompok kesenian rakyat seperti shalawatan, kubrosiswo, rodat dan sebagainya. Lemper tersebut pada akhirnya akan dibagikan kepada para undangan, dan diperebutkan oleh masyarakat karena dianggap sebagai berkah bagi yang bisa membawa pulang. Pergelaran tradisi ini juga diisi dengan pesta rakyat berupa pasar malam dan pergelaran seni tradisional. 

Sumber  : www.wisatamelayu.com

0 comments:

Post a Comment