Bantul Kembangkan Lima Desa Wisata dengan Keunikannya

Sampai saat ini di Bantul baru ada lima desa wisata dengan keunikannya deantaranya Desa Tembi, Desa Kebonagung, Desa Krebet, desa Lopati dan Desa Kasongan yang telah dan sedang dikembangkan sebagai desa tujuan wisata bagi turis lokal maupun turis asing. 

Hal diatas diungkapkan oleh Kabid Promosi dan Kerjasama pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Anastasia Dyah Setyowati, SH. M. Hum saat memaparkan makalahnya sebagai nara sumber dalam acara Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Gabusan-Manding-Tembi yang difasilitasi BI Cabang Yogyakarta di Pendopo Rumah Dawud Subroto Dusun Tembi Sewon, Kamis (22/10).

Saat ini Kabupaten Bantul baru mempunyai lima desa wisata yang sudah dan sedang dikembangkan dengan keunikan masing-masing. Contohnya Desa Tembi sebagai kawasan desa wisata dengan keunikannya berupa paket latihan ngluku atau mengolah sawah secara tradisional, memandikan kerbau, belajar membatik dan membuat berbagai kerajinan tangan dan tersedia homestay dengan alam pedesaan. kata Dyah.

Selain itu, katanya lagi terdapat pula Desa Kebonagung Imogiri dengan menyediakan paket mengolah sawah beserta menanam padinya, memopok galengan, nasi liwet dan terdapat Musium Tani Jawa. Desa Krebet Pajangan dengan kerajinan batik kayu serta wisata alam pegunungan, Desa Kasongan dengan gerabah dan berbagai kerajinannya.

Namun program pengembangan desa wisata ini, tambahnya lagi masih sangat perlu didukung dengan studi banding ke daerah wisata yang sejenis, melengkapi sarana dan prasarana pendukung, membangun jaringan pemasaran lokal maupun internasional.

Sementara nara sumber dari Asita, Hermato mengungkapkan bahwa salah satu kendala dari pemasaran pariwisita kita adalah kebanyakan dari mereka biasanya suka menjual produk yang bisa dijual, bukan menjual produk yang bisa dibuat. Contohnya kata Hermanto saat ada beberapa orang bisnis kuliner, maka banyak orang menirunya, sehingga usahanya tidak berlangsung dalam jangka waktu lama sudah berhenti.

Dalam acara yang dihadiri oleh Tim Fasilitasi Pengembangan GMT tersebut sebagai nara sumber yang lain adalah dari Forum Insan Pariwisata (Fosipa) Yogyakarta, UGM, Universitas Sanata Dharma dan institusi terkait lainnya. (Sit)

Category: 0 comments

0 comments:

Post a Comment