Makanan Khas Kulon Progo

1. Peyek undur-undur

Peyek undur-undur dapat dijumpai di kawasan pesisir pantai. Dari namanya, bahan utama peyek ini adalah undur-undur laut. Peyek undur-undur laut ini dibuat dari beberapa bahan seperti tepung beras, tepung kanji,kuah santan,bawang putih,kemiri,tumbar,garam, kencur dan daun jeruk. Daun jeruk berfungsi sebagai penghilang bau amis pada undur-undur. Makanan khas pesisir pantai ini berkhasiat menjaga kesehatan, menurunkan gula darah sekaligus mampu mengobati beberapa penyakit seperti diabetes meilitus dan stroke. 

2.  Geblek Kulon Progo

Geblek merupakan makanan kecil khas dari kabupaten Kulon Progo. Bahan baku dari Geblek berasal dari tepung tapioka atau tepung kanji. Hanya saja tepung tapioka yang digunakan untuk membuat Geblek adalah tepung tapioka yang basah. 

Perkembangan Sosial Kulon Progo

Kondisi dan perkembangan sosial di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009 dapat dipantau melalui indikator agama, kesehatan, keamanan, yang ada pada masyarakat, karena hal tersebut mencerminkan adanya hubungan dan toleransi yang saling terkait.

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 6 rumah sakit umum, yang terletak di Kecamatan Temon 1 rumah sakit, kecamatan Wates 3 rumah sakit, dan Kecamatan Nanggulan 1 rumah sakit. Kemudian ada 21 puskesmas dan 63 puskesmas pembantu.
Kasus kesehatan paling menonjol yang ditangani oleh RSUD Wates maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya adalah penyakit panas, asma, pilek dan diare. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah tingkat kesehatan balita. Pada tahun 2009 dari 25.594 balita yang mendapat pelayanan kesehatan dari puskesmas ada sebanyak 215 balita (0,65%) dengan status gizi buruk. Jika dibandingkan dengan tahun lalu angka ini mengalami penurunan. Dari 5.992 kelahiran yang dilaporkan 0,27% diantaranya lahir mati. Kemudian jumlah bayi yang meninggal sebanyak 95 orang dan 14 balita meninggal. Jumlah penduduk yang mendapatkan jaminan kesehatan pra bayar gratis dari jamkesmas sebanyak 141.893
peserta, dari jamkesos sebanyak 56.000 peserta dan 4.442 peserta untuk jamkesos kader.

Gambaran sisi yang tidak kondusif di Kabupaten Kulon Progo dari sosial masyarakat dapat dilihat dari data kejahatan yang terjadi, jumlah kejahatan yang terjadi sebanyak 417 kasus. Jumlah tambahan napi berdasarkan putusan pengadilan mencapai 209 orang. Berdasarkan klasifikasi umur, tambahan napi tersebut terdiri dari dewasa sebanyak 88,52 persen, pemuda sebanyak 5,74 persen, dan anak-anak 5,74 persen. Jika didasarkan pada lama kurungan <1 tahun ada 85,17 persen, 1-5 tahun 12,44 persen, lebih dari 5 tahun 0,48 persen, pidana kurungan dan seumur hidup tidak ada dan pidana denda 1,91 persen.



Tari-tarian daerah Kulon Progo

Pementasan Tari Oglek


Oglek merupakan salah satu kesenian rakyat tradisional dengan jenis tarian berkelompok yang biasa dipentaskan di tempat terbuka dengan durasi kurang-lebih 1 sampai 2 jam. Pentas Oglek diiringi dengan seperangkat alat musik berupa 3 terbang sesar, 1 terbang kecil, 2 bende, 1 kendang, 1 gong, dengan sistem nada slendro. Biasanya dalam pentas Oglek ini ada penari yang "in trance", dalam bahasa jawa "kesurupan". Beberapa grup Oglek yang ada antara lain berada di desa Tuksono, kecamatan Sentolo, desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan, dan di desa Krembangan, kecamatan Panjatan.

Tarian Bertemakan Cerita Panji

Tari Incling merupakan tarian rakyat tradisional Kulon Progo yang bertemakan cerita yang diambil dari cerita Panji. Kesenian incling ini dibawakan secara berkelompok dengan jumlah penari 15 atau 17 orang.Pertunjukan ini biasanya diadakan di tempat terbuka dengan durasi 3 sampai 4 jam. Meskipun penarinya laki-laki semua, tetapi ada peran wanita yang diperankan oleh laki-laki yang disebut "cepet wadon". Selain itu, yang juga menarik dan disukai penonton adalah peran tokoh pentul, bejer, serta kethek atau kera. Beberapa grup Incling yang ada antara lain berada di desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, desa Sindutan, kecamatan Temon, dan di desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan.

Tempat Berbelanja di Kulon Progo

Pusat Kerajinan Natural

Terletak di Dusun Mentobayan, Desa salam rejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Didirikan tahun 1992 sedangkan produksi kerajinan serat alam telah dilakukan pada tahun sebelumnya dengan memproduksi karung goni. Pendirian Pusat Kerajinan Natural tak lepas dari Ibu Isti Rahayu. Ia mewarisi ketrampilan membuat kerajinan dari bahan serat tanaman sepert pandan, enceng gondok (tumbuhan air), agel dan gajih dari nenek moyangnya. Beberapa produk yang ditawarkan, misalnya Tas Oval Serat Pandan, Tas Bulan sabit, dan lain-lain. Produk yang ditawarkan adalah produk yang telah melalui tahap seleksi, bahkan mempunyai kualitas ekspor. Selain berbelanja, Anda juga dapat menikmati pemandangan alam pedesaan yang asri dan kebersahajaan serta keramahan masyarakat Dusun Mentobayan.

Berkembangnya Prestasi Anak Didik di Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo telah mengalami kemajuan dalam Bidang Pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi yang di dapat putra-putri daerahnya.  Mereka dapat menunjukkan pada dunia Nasional, bahwa Kabupaten yang merupakan salah satu bagian dari Provinsi DIY ini telah mampu bersaing di dunia pendidikan dalam kejuaraan Nasional. Hal itu dapat terjadi karena meningkatnya sarana dan prasarana di kabupaten ini. Seperti membaiknya sistem Pendidikan, Tenaga Guru yang memadai, serta perlengkapan yang dimiliki setiap sekolahnya.  Tetapi diluar itu semua, faktor yang terpenting ialah layanan yang diberikan oleh guru berupa bimbingan untuk meningkatkan potensi anak didiknya.
  
Salah satu kisah kini datang dari seorang anak yang bernama Novi Erniwati, pelajar kelas 3 SMP Negeri 1 Kalibawang Kabupaten Kulonprogo berhasil meraih juara 3 nasional Olimpiade Sains mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Manado 17-18 Juli 2011 lalu. Kendati terhimpit ekonomi, tapi tidak membuat langkah Novi surut untuk meraih prestasi gemilang.