Dua belas dari total 36 jenis kesenian tradisional di Kabupaten Sleman terancam punah karena sudah tidak banyak kelompok yang memainkannya lagi. Jika tidak ada hal yang dilakukan, ke senian-kesenian itu akan mengikuti jejak empat kesenian lain yang telah terlebih dulu hilang dari Sleman. Di antara kesenian yang sudah tidak dimainkan lagi seperti Ngawuh, Jabur, Kethoprak Ongkek, dan Dadung. Adapun kesenian yang hampir punah, saat ini hanya dimainkan oleh satu-dua kelompok saja. Dari data Disbudpar Sleman, dari 12 kesenian yang hampir punah itu antara lain Sruntul, Srandul, Emprak, Tari Klasik, Kuntulan, Wayang Klithik, dan Wayang Sembung.
Sebenarnya minat masyarakat terhadap seni tradisional masih tetap tinggi, hanya saja akibat tekanan ekonomi, masyarakat berpikir ulang jika akan menanggap kesenian tradisional. Tradisi bersih dusun yang dulu banyak menanggap wayang pun sekarang sudah jauh berkurang. Kurangnya permintaan tanggapan dari masyarakat disinyalir menyurutkan eksistensi kelompok-kelompok kesenian tradisional itu. Sekarang ini yang diperlukan seniman adalah sarana untuk pentas, baik dari pemerintah maupun swasta.
Memang di era globalisasi ini, masyarakat cenderung menjunjung budaya modernitas sehingga kurangnya pelestarian budaya-budaya tradisional. Dan kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya terus melestarikan budaya warisan nenek moyang dengan terus mengembangkan kesenian tradisional.
4 comments:
sangat disayangkan apabila kesenian" tradisional tidak dilestarikan, mari tingkatkan kecintaan kita pada kesenian warisan nenek moyang :D
wah..wah.. setuju tuh!!
kita sebagai masyarakat Indonesia hendaknya terus menerus menggali kebudayaan kita serta melestarikannya,, agar tidak punah atau malah diklaim sama negara tetangga.. ck.ck.ck..
mari kita lestarikan,,
kalau bukan kita siapa lagi,,
betul tidak?
betul betul betul (gaya upin ipin :D)
Post a Comment