Nyadran Agung, Bersihkan Hati Menjelang Ramadhan

Nyadran berasal dari kata sodrun yang artinya dada atau hati yang mengandung makna bahwa masyarakat membersihkan hati mereka menjelang datangnya bulan Ramadhan. Makna lain dari yadran, yaitu sadran yang berasal dari kata sudra. Sehingga nyadran berarti menjadi sudra atau berkumpul dengan orang-orang awam. Ini mencerminkan nilai-nilai bahwa pada hakekatnya manusia adalah sama.
Nyadran Agung merupakan salah satu tradisi masyarakat Kulon Progo untuk menyambut datangnya bulan Ramdhan. Ritual ini dilaksanakan pada bulan sya`ban menurut penanggalan Islam bertepatan dengan bulan rowan dalam penanggalan Jawa. Masyarakat berkumpul di alun-alun sebagai ruang publik dengan membawa makanan, hal ini bertujuan untuk mempererat relasi mereka serta sebagai bentuk kearifan lokal dalam melawan budaya individualis yang berkembang di masyarakat yang cenderung mengikuti perkembangan modernitas. Kemudian dilanjutkan dengan membaca tahlil dan doa bersama sebelum menikmati makanan yang mereka bawa dan masing-masing keluarga akan berziarah ke makam leluhur mereka.
Nyadran adalah kesempatan untuk melakukan refleksi asal-usul kehidupan manusia ; untuk apa manusia diciptakan, apa yang telah dilakukan dalam kehidupannya, dan kemana mereka akan kembali. Makna yang terakhir ini terasa lebih mengena ketika mereka pergi ke makam leluhur. Di makam tersebut diharapkan manusia menyadari bahwa kehidupannya tidak bakal abadi di dunia.
Tradisi ini merupakan perpaduan antara nilai-nilai Islam dengan kepercayaan lokal masyarakat Jawa. Jika menilik sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa, Islam tidak serta-merta menghapus kepercayaan masyarakat yang telah berkembang. Namun, justru memasukkan nilai-nilai keislaman pada tradisi lokal masyarakat Jawa. Jadilah perpaduan yang unik antara kepercayaan lokal dengan nilai-nilai yang dibawa oleh Islam sebagai keyakinan baru dalam masyarakat Jawa..
Nyadran Agung dilaksanakan setahun sekali di Rumah Dinas Bupati Kulon Progo dan Alun-Alun Wates. Para peserta Nyadran Agung berdoa sambil mengelilingi gunungan dengan berbagai ubo rampe sebagai pelengkap. Gunungan diarak menuju rumah dinas Bupati Kulon Progo. Para pejabat pemerintah dari tingkat kabupaten hingga desa menunggu di rumah dinas bupati. Selajutnya, mereka akan membaca tahlil bersama yang diawali oleh sambutan dari pihak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan diakhiri pembagian gunungan ke masyarakat yang berada di alun-alun.

0 comments:

Post a Comment