Menurut sejarahnya, nama Ngrenehan merupakan pemberian Raja Demak yang bernama Raden Fatah, putra dari Prabu Brawijaya V. Prabu Brawijaya V sendiri adalah raja Majapahit yang memerintah tahun 1464-1478 M. Konon, suatu ketika Raden Fatah datang ke kawasan ini hendak mencari ayahnya yang melarikan diri bersama dua orang istrinya (Dewi Lowati dan Bondang Surati) karena enggan untuk memeluk agama Islam. Namun, saat tiba di kawasan ini, Raden Fatah tidak menemukan mereka. Akhirnya, ia mengajak para petinggi-petinggi Kerajaan Demak untuk berembuk (musyawarah) tentang bagaimana cara menemukan orang tuanya. Dari peristiwa inilah muncul istilah pangrena yang berarti ajakan. Kata pangrena berasal dari kata reneh yang berarti sini. Kemudian masyarakat di sekitar kawasan ini mengubahnya menjadi ngrenehan yang berarti kemarilah ke sini. Kata reneh yang diberi awalan ng dan akhiran an berarti menunjuk pada suatu tempat, yaitu Pantai Ngrenehan.
Posted by
ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ betrikadea
Pantai Ngrenehan adalah pantai yang terbentang di sepanjang pesisir selatan Yogyakarta. Meskipun pantai ini tidak seterkenal dengan wisata pantai lainnya, seperti Baron, Kukup, Krakal, atau Sadeng, Pantai Ngrenehan menyajikan beragam menu wisata pantai yang cukup lengkap dan menarik. Menu wisata tersebut bisa dilihat dari keindahan gugusan batu karang yang terletak di mulut teluk, hamparan pantai berpasir putih, suara-suara hempasan ombak laut selatan di dinding-dinding perbukitan batu karang, berbagai sajian kuliner sea food yang masih segar, hingga pemandangan aktivitas para nelayan di sekitar pantai.
Category:
pariwisata
0
comments
0 comments:
Post a Comment